RANTAUPRAPAT | Hujan deras yang mengguyur kota Rantauprapat, Minggu (24/8/2014) dini hari menyebabkan banjirnya sejumlah permukiman warga. Tak pelak, mengakibatkan puluhan kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi dan menyelamatkan pelbagai perabotan rumah tangga.
Banjir yang menghantam permukiman warga misalnya di Perumahan Mandala, jalan Padat Karya Gang M Nur. Hujan deras yang mengguyur sejak Sabtu malam sekira pukul 12.30 wib hingga jam 03.00 wib merendam sedikitnya 41 rumah warga di komplek itu yang berbatas dengan daerah aliran sungai (DAS) Aek Tapa, kecamatan Rantau Selatan. "Puluhan rumah di komplek itu seluruhnya terendam air," ungkap Zul Abdi, salahseorang warga setempat.
Menurut Abdi, ketinggian air yang menggenangi rumah warga bervariasi. Kedalaman semakin tampak di perumahan yang bertapak tanah rendah. Ketinggian yang menggenangi rumah dan pekarangan warga mencapai 30 sampai 50 centimeter. "Kedalaman air setinggi kosen jendela atau di lokasi lebih rendah sepinggang orang dewasa," bebernya.
Tak ayal, untuk mengantisipasi dan meminimalisir hal buruk, para kepala keluarga terpaksa mengevakuasi anak-anak dan balita ke rumah-rumah warga yang tidak tergenang air. "Anak-anak diselamatkan ke lokasi aman. Numpang di rumah warga yang tak kebanjiran," imbuhnya.
Memang akunya, kawasan itu selalu rawan banjir. Dan, kerap berulang terjadi. Karena, banjir merupakan kejadian tahunan. Tapi, lanjutnya banjir kali ini merupakan yang terbesar. "Ini paling parah," paparnya.
Tolak Pemindahan Sungai
Kondisi itu dituding efek negatif kegiatan pengalihan DAS Aek Tapa yang sebelumnya dilakukan pihak pengembang. Alur DAS Aek Tapa, dieksploitasi untuk kepentingan pihak developer property guna pembangunan puluhan rumah toko (ruko).
Memang, jauh hari sebelumnya para warga yang bermukim di sekitaran Sungai Aek Tapa Rantauprapat menolak pemindahan alur sungai yang sebelumnya memiliki dua alur hingga dijadikan satu alur.
Pihak pemerintah sendiri sudah berulangkali melakukan pertemuan antara pengusaha dan masyarakat.
Warga bersikeras agar kondisi dan fungsi sungai dikembalikan, karena rawan penyebab banjir.
"Apapun ceritanya, kami minta sungai itu dikembalikan seperti semula dan pengusaha jangan seenaknya melanggar peraturan. Karena bakal mengancam permukiman warga,” terang warga dalam satu kesempatan pertemuan yang difasilitasi Camat setempat.
Terbukti kekhawatiran warga, maka untuk itu kata Abdi, Pemerintah agar melakukan inventarisasi kerugian warga akibat banjir yang terjadi. Selanjutnya, mencari solusi mengatasi potensi pengulangan terjadinya banjir kembali. "Bila perlu kembalikan posisi sungai yang sempat ditutup. Karena ada kepentingan apa pemerintah menyetujui penutupan sungai itu," tandasnya. [jar]
Tidak ada komentar