Balita Penumpang Carry Tewas Dilempar Batu

Share:
RANTAUPRAPAT | Seorang balita tewas setelah sebuah mobil Suzuki Carry BK 1874 KW menjadi korban lemparan batu saat melintas di Jalinsum Dusun Perbaungan Atas, Desa Perbaungan, Kecamatan Bilah Hulu, Labuhanbatu, Kamis (14/11) malam sekitar pukul 11.20 WIB. Bocah naas berusia 4 tahun yang menumpangi mobil naas itu tewas di pangkuan ayahnya.

Informasi diperoleh, kejadian itu bermula saat mobil Carry yang mengangkut rombongan satu keluarga itu melintas dari arah Rantauprapat menuju Teluk Panji, Labuhanbatu Selatan. Rombongan keluarga itupun bertujuan melayat salah seorang keluarga mereka yang meninggal dunia.

Namun saat melintas di lokasi kejadian,  tanpa sebab musabab, mobil Carry itu tiba-tiba dilempar batu oleh dua pria pengendara sepeda motor yang datang dari arah berlawan.

Batu besar yang mereka lemparkan itupun menembus kaca depan mobil Carry tersebut, hingga mengenai kepala Riski yang kala itu tertidur pulas dipangkuan ayahnya yang duduk di bangku depan samping supir mobil Carry naas itu.

"Jadi kebetulan, ayah ibu dan anak itu duduk di depan samping supir. Nah saat itu, dua pria pengandara sepeda motor entah kenapa melemparkan batu lumayan besar ke arah depan mobil, hingga mengenai Riski yang saat itu tidur dipangkuan ayahnya," jelas Kanit Reskrim Polsek Bilah Hulu Ipda Jhon Pasaribu, Jumat (14/11/2014).

Katanya, akibat terkena lemparan batu itu, Riski pun mengalami luka pecah dikepalanya hingga langsung dilarikan ke salah satu klinik di Kecamatan Bilah Hulu. Namun setelah mendapat perawatan beberapa menit di klinik itu, Riski pun meninggal dunia karena tengkorak kepalanya telah retak akibat lemparan batu tersebut.

"Ya, bagian tengkorak kepala sebelah kirinya retak akibat lemparan batu itu hingga tak terselamatkan," ucapnya.

Pihaknya pun mengaku tengah menyelidiki kasus pelemparan mobil Carry itu dengan memeriksa sejumlah saksi dan mengamankan sejumlah barangbukti berupa sebuah batu dan mobil Carry yang kaca depannya nampak pecah itu. "Mudah-mudah dapat cepat terungkap siapa pelakunya, tapi sampai saat ini kita belum tahu apa motif pelemparan itu," sebutnya.

Sementara Ipin (30) dan Ina (27), ayah dan ibu bocah malang warga Jalan Utami, Kelurahan Binaraga, Kecamatan Rantau Utara, Labuhanbatu itu tak kuasa menahan tangis saat anak satu-satunya itu dinyatakan telah meninggal dunia. Bahkan hingga jenazah Riski akan dimakamkan pada Jumat (14/11/2014) pagi, pasangan suami istri itu masih tampak panik hingga belum dapat memberikan keterangan apa-apa kepada wartawan.

Namun, sejumlah warga sekitar rumah duka menyebutkan, jika Ipin dan Ina sangat merasa kehilangan atas kepergian anak satu-satunya itu. Terlebih, sekitar 20 menit sebelum Riski terkena lemparan batu, Ina sempat meminta kepada suaminya agar Riski yang tertidur dipangkuan ayahnya, dipindahkan kepangkuannya. "Tapi saat itu suaminya bilang biar aja Riski kupangku, dan 20 menit kemudian kejadianlah. Gitu cerita yang kita dengar," ujar S Nasution (35), warga sekitar rumah korban. [nr/jar]

Tidak ada komentar