ACEH| "Perlu diketahui dan dipahami semua pihak bahwa, perdamaian adalah harga mati untuk Aceh. Karena damai merupakan kunci dalam merealisasikan seluruh kebijakan negara," tegas Rafli Kande, anggota DPD RI asal Aceh terkait serangkaian kejadian yang terjadi di Aceh beberapa hari lalu.
Harapan lain yang disampaikannya adalah agar Pemerintah Aceh lebih peduli dalam meningkatkan kesejahteraan rakyatnya yang hidup dibawah garis kemiskinan, termasuk para mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Menurutnya, sumber daya alam yang berlimpah dan sumber daya manusianya yang tidak kalah handal sudah sepatutnya dijadikan sebagai potensi dalam rangka membangun usaha-usaha produktif oleh pemerintah, sehingga dapat membuka peluang terbentuknya lapangan kerja.
"Pemerintah Aceh wajib membuka diri, bersatu padu dalam meningkatkan kinerja demi kemaslahatan dan kemakmuran rakyat," ujar Rafli saat ditemui di sebuah lokasi di Banda Aceh Jumat, (27/3/2015).
Rafli juga berharap kepada rakyat Aceh untuk lebih rajin dan tekun dalam usaha kebaikan apapun, contoh dan pahami inovasi yang bisa meningkatkan daya kreatif dalam menghadapi persaingan ekonomi yang semakin kompetitif.
Kepada pemerintah pusat Rafli menekankan harus benar-benar berkomitmen untuk merealisasikan seluruh turunan UUPA demi kemandirian pemerintah Aceh dan ini merupakan sebuah kehormatan yang bermartabat buat pemerintah pusat jika rakyat Aceh bisa hidup sejahtera, aman damai serta maju.
Sebab itu, Rafli berharap agar musibah beberapa hari yang lalu di Aceh sebagai sebuah pelajaran dan pendidikan berharga untuk sesegera mungkin melakukan evaluasi di semua lini, sehingga seluruh komponen bisa meninggalkan pertikaian, permusuhan, penindasan, kesewenang-wenangan, intimidasi, perampasan dan semua iktikad yang tidak baik.
"Konflik itu menyengsarakan dan menakutkan, atas dasar itu pula sehingga saya merekam Aceh selama 16 tahun dalam 30 syair dan lagu yang berisi pesan "Perdamaian Aceh lahir dan batin,” tukas Rafli.
Di sela-sela pertemuan, Rafli sempat melantunkan sebait syair dalam lagunya “Tuha muda chik ngon putiek bekle tapupriek Aceh pusaka (tua muda, kecil dewasa jangan lagi bertikai di Aceh tanah pusaka)." [tarmizi]
Tidak ada komentar